Oleh : Rafida
Saat awal saya memutuskan masuk ke konsentrasi BKI pendidikan saya sudah membayangkan bahwa setelah lulus kuliah bisa menjadi guru BK di sekolah sambil melanjutkan S2 jurusan Bimbingan dan Konseling atau Psikologi Pendidikan. Selain itu, di konsentrasi pendidikan saya akan belajar banyak mengenai dunia pendidikan dan sekolah atau madrasah. Meskipun saya tahu bahwa peluang untuk menjadi guru BK
sangat kecil karena masalah gelar dan lain-lain. Sementara pesaing di luar sana sangat banyak yang memang lulusan pendidikan BK.
Setelah manjalani proses perkuliahan di konsentrasi pendidikan ternyata sama seperti apa yang telah saya bayangkan sebelumnya. Yang mana hampir seluruh mata kuliah dan materi maupun praktek yang diberikan dosen ada unsur pendidikannya. Sehingga saya terkadang merasa bahwa meskipun dari segi prospek kerja lulusan BKI pendidikan tidak memenuhi syarat administratif untuk menjadi guru BK atau konselor sekolah, tapi kami memiliki kompetensi dalam bidang tersebut.
Perasaan saya sangat senang karena meskipun tidak kuliah di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan saya tetap bisa mendapatkan materi tentang pendidikan. Setidaknya cukup untuk dijadikan bekal jika suatu saat bekerja di dunia pendidikan misalnya jadi guru BK. Bahkan saya merasa materi tentang pendidikan yang didapatkan masih kurang dan perlu banyak belajar lagi baik itu di dalam maupun di luar kelas. Semakin banyak pembahasan mengenai dunia pendidikan saya semakin senang dan mampu menghilang sedikit demi sedikit rasa kecewa dan penyesalan yang ada di dalam hati saya, meskipun saya tidak pernah bercita-cita menjadi guru atau kuliah di jurusan sosial.
BKI pendidikan membuat saya termotivasi untuk terus belajar dan dekat dengan dunia anak dan remaja (siswa). Dalam konsentrasi ini saya dilatih dan dituntut untuk bisa menghadapi dan menerima siswa dengan kondisi dan ciri khasnya masing-masing. Dengan adanya hal tersebut proses pendewasaan dalam diri saya juga terbantu. Sehingga saya bisa mengendalikan emosi dan instrospeksi diri serta memperbaiki sikap agar bisa menjadi contoh yang baik untuk siswa (klien). Karena menurut saya jika seseorang ingin membantu orang lain untuk berubah ke arah yang lebih baik, maka dirinya harus berubah terlebih dahulu.
Pada awalnya memang saya sering merasakan dilema dan kurang percaya diri tentang jurusan BKI yang kurang jelas arahnya setelah lulus. Bahkan jika saya stres memikirkan masa depan, saya sering kali ingin pindah kuliah ke sekolah ikatan dinas atau jurusan-jurusan yang popular di masyarakat serta sudah jelas arah karir dan masa depannya. Tapi saya selalu menanamkan dalam hati nurani saya bahwa ada seribu satu jalan untuk menuju sukses. Jangan terlalu memikirkan di mana dan apa almamatermu sekarang, karena sukses atau tidaknya seseorang tergantung pada ikhtiar dan takdir. Tapi saya selalu berpikir bahwa jika saya berusaha dan berdo’a maka Allah akan memberikan yang terbaik untuk saya. Mungkin BKI memang bukan yang saya cita-citakan dalam hidup saya, tapi menurut Allah itu yang terbaik untuk saya. Karena saya yakin bahwa Allah memberikan apa yang hamba-Nya butuhkan bukan yang diinginkan.
Selain itu, saya selalu ingat dukungan dan pengorbanan keluarga dan orang-orang terdekat saya. Terutama kakak saya yang selalu berkata bahwa “Orang yang berilmu dicari pekerjaan, sedangkan orang yang kurang ilmu mencari pekerjaan.” Itu salah satu yang menjadi alasan saya bertahan kuliah di BKI sampai saat ini. Saya selalu ingat pesan beliau karena sudah banyak sekali contoh nyata yang saya lihat. Ada orang yang kuliah di jurusan yang prospek kerjanya sangat bagus tapi dia lulus kuliah hanya membawa gelar tanpa ilmu maka tetap saja dia susah mencari pekerjaan. Sementara, ada orang yang kuliahnya di jurusan dan perguruan tinggi yang biasa saja bahkan selalu dipandang sebelah mata oleh masyarakat tapi dia menguasai ilmu tersebut maka dia akan dicari oleh orang yang membutuhkan ilmunya tersebut.
Sehingga saya sudah menerima takdir saya masuk BKI konsentrasi pendidikan dengan lapang dada dan selalu berpikir positif. Saya yakin segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Selain itu, saya juga selalu berkata kepada teman-teman saya bahwa tidak mungkin sebuah jurusan dibuka apalagi di Perguruan Tinggi yang ternama jika lulusannya tidak dibutuhkan di masyarakat. Intinya, dikembalikan kepada individu dan rezeki masing-masing. Saya yakin dengan jalan ini saya bisa sukses dan menutup semua mulut-mulut orang yang selalu mencela.
Dengan demikian, sudah tidak ada lagi keinginan saya untuk pindah jurusan atau bahkan berhenti kuliah. Saya sudah ikhlas dengan semua ini untuk menjalankan salah satu kewajiban sebagai seorang muslim yakni menuntut ilmu. Saya hanya ingin bersungguh-sungguh belajar, menjalani serta menikmati apa yang ada sekarang. Biarkanlah semua berjalan seperti air yang mengalir, tetapi jangan sampai terbawa arus dari aliran air itu. Karena saya yakin semua pasti ada hikmah di baliknya. Salah satu hikmah yang saya rasakan sejak kuliah di BKI yakni bisa mengubah sikap dan pola pikir ke arah yang lebih positif. Pada awalnya saya termasuk orang yang individualis dan emosional, tapi dengan masuk BKI yang banyak mempelajari teori-teori psikolgi maupun agama, sedikit demi sedikit saya bisa berubah menjadi orang yang bisa bersosialisasi dengan orang lain dan mulai bisa mengatur emosi. Itu merupakan sebagian kecil hikmah yang saya dapatkan dari jalan yang dulunya saya sesali ini. Sekarang saya tidak ingin lagi membuang-buang waktu untuk memikirkan hal yang sia-sia. Lebih baik saya lakukan yang terbaik hari ini untuk sesuatu yang terbaik pula pada hari yang akan datang, karena apa yang kita tanam itu yang akan kita panen hasilnya.
Saya berencana setelah lulus S1 BKI konsentrasi pendidikan, saya akan melanjutkan studi dengan mengambil S2 jurusan Bimbingan dan Konseling atau Psikologi Pendidikan. Karena cita-cita saya bukanlah menjadi guru BK tetapi menjadi seorang dosen. Sehingga saya tidak terlalu khawatir dan galau dengan gelar maupun prospek kerja dari lulusan S1 BKI dengan gelar S.Sos. Yang saya pikirkan sekarang bagaimana caranya agar bisa memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya dan lulus secepatnya agar bisa segera lanjut ke jenjang berikutnya. Hal yang terpenting yang tidak akan saya lupakan adalah menerapkan ilmu yang sudah didapatkan agar bisa bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Karena orang yang berilmu tapi tidak mengamalkannya ibarat pohon yang tumbuh subur tetapi tidak berbuah. Itulah salah satu alasan untuk kembali mengabdi di daerah saya yakni Kalimantan Utara yang merupakan provinsi termuda di Indonesia. Di sana masih sangat membutuhkan SDM yang memadai terutama dalam dunia pendidikan dan pemerintahan. Sehingga tidak heran jika orang yang dari luar pulau Kalimantan berlomba-lomba merantau ke sana untuk mencari pekerjaan. Itulah cita-cita terbesar saya yakni kembali mengabdi untuk memajukan tanah kelahiran.
Saya selalu berharap agar almamater saya tercinta yakni Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mampu mempertahankan apa yang telah diraih seperti akreditasi A dan selalu berupaya meningkatkan kualitas dan mutu baik dari proses perkuliahan, materi, fasilitas dan lain-lain. Merangkul mahasiswa dan alumni untuk selalu berperan aktif dalam memajukan prodi, baik itu dari segi kegiatan internal maupun eksternal. Sering mengadakan kegiatan yang bisa membangun motivasi mahasiswa untuk terus mengembangkan potensinya dalam berbagai bidang baik itu yang berkaitan dengan BKI maupun yang lain seperti menulis, trainer, entrepreneur dan lain-lain. Sehingga para lulusan BKI setelah lulus tidak hanya membawa gelar dan ilmu tentang BKI saja, tetapi memiliki soft skillI yang lain. Selain itu, para alumni yang sudah mencapai kesuksesan bisa selalu dihadirkan jika ada acara prodi untuk menumbuhkan semangat baru para calon alumni.
I AM PROUD TO BE PART OF ISLAMIC GUIDANCE AND COUNSELING FACULTY OF DAKWAH AND COMMUNICATION, ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
0 komentar:
Posting Komentar